Selasa, 14 September 2010

Enam Sikap Kerja Yang Tidak Disukai Atasan Pada Umumnya

 By : Freddy Liong, MBA, CBA  http://www.freddway.com/  
  1. Kalau melakukan kesalahan, tidak cepat-cepat lapor ke atasan.
Alasannya biasanya cukup klasik, yaitu takut dimarahi oleh Boss. Cepat lambat pasti ketahuan juga dan akan dimarahi oleh atasan, maka sebaiknya, bertindak secara jujur dan gentle, dan jelaskan kesalahan Anda apa adanya. Semakin jujur dan cepat mengakui, semakin baik !
  1. Menolak tugas-tugas tambahan dari atasan
Kadangkala, atasan akan menguji, sejauh mana Anda memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Sejauh mana kesiapan Anda bersedia menolong beban kerja atasan. Sejauh mana juga, Anda siap berkorban demi kesuksesan bagian yang dipimpin oleh atasan. Semakin Anda menunjukan dukungan, semakin Anda akan dapat nilai plus dari atasan
  1. Terlalu diam atau terlalu cerewet
Pada umumnya atasan tidak terlalu suka terhadap karyawan yang terlalu diam, pasif, kurang inisiatif, takut salah mengutarakan pendapat, baru bicara kalau ditanya, dan kurang proaktif.
Namun ekstrim selanjutnya, kebanyakan atasan juga tidak suka kepada jenis karyawan yang banyak bicara tetapi tidak berprestasi, terlalu banyak kritik tetapi tidak punya “way-out”, terlalu banyak mengeluh tetapi tidak memiliki solusi, tukang gossip, terlalu banyak becanda dan kurang mendengarkan orang lain.
  1. Yang ingin menonjolkan diri sendiri
Jenis karyawan seperti ini biasanya selalu memanfaatkan berbagai situasi untuk terlihat “lebih” dihadapan atasan ( lebih pandai, lebih menonjol, lebih menarik perhatian, dsb ). Biasanya karyawan tipe ini selain akan dijauhi oleh para rekan kerjanya, juga akan membuat si Boss tarik nafas melihat ulah ”lebay”nya
  1. Tipe orang yang bila diberi tugas, “ngak ngerti-ngerti aja”
Orang seperti ini akan bolak balik tanya pada si atasan tentang tugas yang harus dijalankan. Selain menyita waktu atasan, perilaku ini akan sangat menjengkelkan, karena si karyawan terlihat tidak siap untuk tugas-tugasnya
  1. Tipe karyawan yang bila ditanya, tidak siap menjawab
Yang terakhir, adalah tipe karyawan yang kalau ditanya berbagai tentag tugasnya sering menjawab,”Wah, ada dibuku catatan saya Pak. Catatannya ada dimeja kerja,...ketinggalan dirumah,....kehapus karena virus komputer....,dll” Intinya, kalau ditanya data tertentu, selalu tidak bisa jawab dengan cepat.
Seorang yang profesional didunia kerja, harus memiliki karakter Kristus yang selalu siap untuk melayani atasan dan perusahaan dengan maksimal. Yang selalu mau belajar dari berbagai kesalahan masa lalu dan lakukan perubahan pada hari ini dan hari esok.

Senin, 13 September 2010

10 Cara Membuat Atasan Tidak Menghargai Anda

10 Cara Membuat Atasan Tidak Menghargai Anda



( By Freddy Liong, MBA,CBA – “Effective Working Habits” Specialist Trainer from Freddway International Learning – www.freddway.com )


1. Melakukan tugas-tugas yang tidak sesuai dengan harapan atasan

 Seringkali seorang karyawan, saat mendapatkan tugas dari atasan, tidak disertai dengan menyamakan persepsi tentang apa yang sebenarnya diminta / dikehendaki atasan. Kultur orang Indonesia seringkali menganggap tabu untuk bertanya ( takut dicap ”bodoh” ). Akibatnya, mengerti atau setengah mengerti tentang tugas dari atasan, si karyawan lakukan tugas dengan gunakan persepsinya sendiri. Saat penugasan selesai, atasan kecewa ( karena tidak sesuai keinginannya ), dan bawahan juga kecewa ( karena merasa tidak dihargai jerih payahnya ). Karyawan merasa usaha kerasnya sia-sia.


2. Tidak belajar dari kesalahan yang lalu

 Atasan paling sebal terhadap karyawan yang melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang. Apalagi apabila si karyawan tidak pernah mencatat, memperhatikan dan mengubah cara kerja yang salah tersebut. Alasan klasik yang sering terlontar dari karyawan jenis ini adalah ”Sorry Pak...lupa.....!”


3. Tidak bisa kerja sama dengan sesama rekan kerja ( baik dalam team maupun antar team )

 Kesuksesan seseorang ditempat kerja, tidak bisa lepas dari dukungan atau bantuan orang-orang sekitar kita. Ketidak mampuan karyawan didalam membangun hubungan dengan sesama rekan kerja, akan mempersulit atasan, Karena berarti tugas-tugasnya tidak berhasil dengan baik .


4. Minta naik gaji yang tidak disertai dengan prestasi yang excellence

 Banyak orang yang merasa ia berhak untuk dapat gaji yang lebih tinggi. Padahal, seorang karyawan akan disebut berprestasi, bila ia memiliki dan menunjukan 2 skill yang penting. Yang pertama adalah ketrampilan tehnis, yaitu ketrampilan yang sesuai dengan bidang penugasannya, seperti ketrampilan akuntansi, ketrampilan menjual, ketrampilan produksi, dsb. Yang kedua adalah ketrampilan non tehnis, seperti disiplin, ketaatan, loyalitas, tanggung jawab, kooperatif dengan atasan, sikap mental positif, dsb. Banyak karyawan & eksekutif yang bagus dalam ketrampilan tehnis, namun ”jeblok” dalam ketrampilan non-tehnis. Jadi sebelum minta kenaikan gaji, coba dicek ulang dua ketrampilan tersebut diatas, apakah sudah melampaui rata-rata atau belum


5. Hitung-hitungan didalam menjalankan tugas

 Atasan paling sebal dengan anak buah yang saat diminta bantuan melakukan tugas, namun menolak tugas tersebut dengan 1001 alasan. Atau mukanya berubah seperti ”pepaya” & ”manyun” saat diminta lakukan tugas yang memang bukan tugas utamanya. Karyawan yang seperti ini sudah pasti akan masuk dalam ”blacklist” si atasan.


6. Karyawan yang sering mencuri waktu kerja.

 Cara karyawan mencuri waktu misalnya datang kerja sering terlambat, di jam-jam kerja sering telepon urusan pribadi atau surfing internet, menggunakan kesempatan untuk bermalas-malasan saat atasan tidak dikantor, keluar kantor dengan alasan tugas tetapi gunakan waktu tersebut untuk presentasikan produk asuransi kepada orang lain.


7. Karyawan yang bergosip

 Dinding perusahaan memiliki telinga. Sepandai-pandainya Anda bergosip, ada suatu waktu, gosipan Anda akan terdengar oleh orang yang bersangkutan. Gosipan yang paling best seller biasanya adalah gosip tentang kejelekan atau keburukan atasan. Padahal semakin sering kita perbincangkan kejelekan atau kelemahan atasan, semakin semangat kerja kita turun.


8. Tidak mampu menjawab pertanyaan atasan

 Hal yang paling tidak disukai kebanyakan atasan adalah saat ditanya berbagai informasi sehubungan dengan tugas, si karyawan menjawab,” Waah catatan saya tertinggal Pak” atau ”Waah saya lupa...” atau lagi ”Waah saya tanya dulu Pak..”. Selain menghambat kecepatan kerja atasan, perilaku seperti ini mencerminkan karyawan tersebut tidak profesional dan tidak siap dalam tugasnya.

9. Tidak mampu menyelesaikan masalah

 Tipe karyawan yang tidak mampu menyelesaikan masalah, biasanya tipe karyawan yang sering menyalahkan berbagai kondisi sebagai penyebab ia gagal menyalahkan tugas. Kalimat yang sering terlontar adalah,”Abis sih...karyawannya kurang”, atau ” Deadlinenya terlalu ketat Pak” atau ”Ini bukan kesalahan saya, tetapi bagian lain yang terlambat selesaikan tugasnya”, dsb. Setiap perusahaan dan atasan selalu mencari seorang karyawan yang bisa selesaikan tugas tanpa menyalahkan kondisi yang ada. Karyawan yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan adalah karyawan yang memiliki kualitas kerja tinggi.


10. Kurang percaya diri

 ”Pak tugas ini tidak cocok untuk saya”. ”Maaf Pak, saya tidak yakin bisa lakukan tugas ini”. ” Aduuh Pak, seperti si Budi lebih tepat deh jalankan tugas seperti ini”. Komentar seperti ini menggambarkan kualitas mentalitas seorang karyawan. Kekurangan rasa percaya diri untuk selesaikan suatu tugas akan memberikan gambaran kualitas yang negatif bagi atasan .

Anda mau dihargai oleh atasan, perusahaan & orang-orang lain? Harga diri Anda terlebih dahulu, dengan cara jaga seluruh perilaku dan tindakan Anda. Saat Anda mampu menghargai diri, orang lain akan memberikan kepercayaan dan apresiasi yang lebih tinggi.
 
Salam Sukses
Freddy Liong